AMIKOM

Rabu, 26 Februari 2014

Menanam padi di Polybag

       Dari tahun ke tahun ribuan hektar lahan pertanian yang dialih fungsikan menjadi sarana perumahan, pertokoan, dan lain-lain. Hal ini tentu sedikit besarnya akan berpengaruh terhadap menurunnya hasil produksi pertanian terutama makanan pokok seperti padi/beras.oleh sebab itu saya disini akan memberikan sedikit petunjuk cara menenam padi yang menggunakan sedikit lahan simak baik baik ya !


1.ALAT ALAT/BAHAN BAHAN
  1.  Tanah
  2.  Polybag/ember plastik dengan diameter 30-40 cm
  3.  Pupuk organik/kompos
  4.  Benih padi 
 2.LANGKAH-LANGKAH
1)Persiapan benih
      Pilihlah benih yang berkualitas bagus dan cepat dalam pemanenan nah di bawah ini saya setakan berbagai macam jenis-jenis padi bredasarkan jenisnya:
          a)Padi Hibrida
Adalah varietas padi yang hasilnya akan maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila benih keturunannya ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.(mahal banget pokoknya). Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.
Contoh Padi Hibrida:
Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9,  Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64,  Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, dll.
          b)Padi Unggul
Adalah varietas yang bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali.  Ada petani yang bisa menanam sampai 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama. Varietas padi unggul biasanya telah di lepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai uji coba. Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10 ribu per kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani adalah
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit,  dll.
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan  dari pihak BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih baik seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll.
Untuk tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29.
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll
       c)Padi Lokal
Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb  Contoh varietas lokal: varietas kebo, dharma ayu, pemuda idaman,  (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan, Engseng, Melati, Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri Kuning, Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina,  dll.
      d)padi lokal banyumas
Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akibat tidak diperdayakan secara intensif. Dan ke tiga belas varietas padi lokal Banyumas tersebut adalah:
 
1.    Padi Hitam
2.    Padi Gandamana
3.    Padi Kidangsari
4.    Padi Konyal
5.    Padi Cere Unggul
6.    Padi Cere Kuning
7.    Padi Sari Wangi
8.    Padi Pandan Wangi
9.    Padi Mentik Wangi
10.  Padi Mentik
11.  Padi Mendali
12.  Padi Sri Wulan
13.  Padi Wangi Lokal.
 
 
Nah setelah ketemu padi mana yang cocok langkah selanjutnya adalah :
  1.        Masukkan benih kedalam air, benih yang mengapung/ mengambang dibuang, yang tenggelam   biarkan rendam  24 jam.
  2.        Benih diperam/bungkus daun/kain/kertas koran  24 jam.
  3.        Buatlan persemaian: 1 bagian tanah kering subur halus : 1 bagian Pupuk Organik Padat, aduk merata, diayak. Wadah persemaian dilapisi plastik. Tinggi  lahan semai 5-7cm. Semaikan benih. Tutup benih dengan media semai tadi, tipis saja sekira 1-2mm.
  4.        Pertahankan kelembaban benih dengan cara menyemprotnya dengan air biasa, tiap 4-6 jam
 
2)Mempersiapkan media tanah
     Sambil menunggu benih siap alangkah baiknya kita menyiapkan tanah yang akan kita tanami padi nantinya tanah sebaiknya pilihlah tanah yang baik,maksudnya pilihlah tanah yang subur

ynag ciri cirinya:
- Struktur tanahnya bagus, butir2 tanahnya renggang tak terlalu besar dan tdk terlalu kecil

- Punya garam2 dalam jumlah banyak sebagai bahan makanan dan tumbuhan

-Punya persediaan air yg cukup (zat hara)

-Tanahnya berwarna coklat kehitam-hitaman
      Setelah cocok dengan tanahnya lalu campur tanah tersebut dengan pupuk secukupnya agar tinggkat kesuburanya semakin baik dan aduk rata.
3)Setelah di aduk aduk kini saatnya memesukan tanah tadi ke dalam Polybag yang sudah kita siapkan tadi janggan lupa memberi luban pada Polybag kita hal ini dimaksudkan agar air tidak terus terusan menggenag di situ.
4)penanaman
Penanaman di lakukan dilakukan saat usia 5-7 hari.
dan cara menanamnya:
  1. Tarik pangkal benih menggunakan tangan kanan, jaga agar butir padi (gabah) yang masih menempel tidak rusak (butir padi berfungsi sebagai ari-ari nutrisi akar & daun benih muda).
  2. Dorong pangkal benih secara horizontal dari pinggir hingga pangkal benih terbenam 1cm dengan butir padi menancap ke dalam tanah secara horizontal (pinggir), biarkan akar tergerai di permukaan tanah (jangan ditekan).
  3. Hanya 1 batang benih, daun tidak dipotong.
  4. Simpan di tempat terbuka-matahari penuh.
5)Perawatan 
lakukan perawatan di bawah ini dengan rutin:
-siram padiminimal 1 hari sekali
-beri padi pupuk organik dan non organik minimal setelah padi berumur2,5 minggu.dan setelah itu pupuk lagi pada uisia 1,5bulan dan 3,5 bulan.
-Jika diserang hama musnahkan dengan segera hama tersebut dengan penaganan yang tepat.
6)Pemanenan
  1. Lakukan panen seperti pada umumnya.
  2. Jerami dapat digunakan untuk bahan baku Pupuk Organik Padat .
  3. Tanah/ media tanam dapat digunakan untuk musim tanam berikutnya. Caranya: airi media tanam hingga lembek, kemudian balikkan/telungkupkan sisa bonggol padi – Campur dan adukkan Pupuk Organik Padat – biarkan 1 minggu – tanami kembali benih dari persemaian seperti diatas.
sampai di sini dulu yah seboga artikel ini dapat membantu.


Senin, 24 Februari 2014

Cara budidaya buncis

  
     
       Buncis, tanaman sayur yang satu ini sangat dikenal di masyarakat terutama pada kaum ibu rumah tangga. Tapi kalupun begitu tidak semua orang mengetahui bagaimana cara membudidayakan atau bagaimana cara penanaman dari awal sampai tiba waktu panen. Nah, disini saya akan sedikit berbagi mengenai Teknis Budidaya Buncis yang tersusun atau secara sistematis. Berikut pemaparannya:



1. Syarat Tumbuh Kacang Buncis

a). Tanah Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik bila ditanam di dataran tinggi, yaitu sekitar 1.000 - 1.500 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang cocok adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan di atas 2500 mm/tahun.

Tanah andosol mempunyai ciri berwarna hitam, kandungan bahan organiknya tinggi, bertekstur lempung sampai debu, remah, gembur, dan permeabilitasnya sedang. Tanah regosol biasanya berwarna kelabu, cokelat, dan kuning, bertekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeabel. Derajat keasaman (pH) yang optimal untuk pertumbuhan tanaman buncis adalah 5,5 - 6.

b). Iklim

1. Curah hujan
Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1.500 - 2.500 mm per tahun. Tanaman ini paling baik ditanam pada akhir musim kemarau (menjelang musim hujan) atau akhir musim hujan (menjelang musim kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase pertumbuhan awal tanaman buncis, fase pengisian, dan pemasakan polong. Pada fase tersebut dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila curah hujan terlalu tinggi.

2. Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk pertumbuhan buncis adalah 20 - 25°C. Pada suhu kurang dari 20 °C tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis dengan baik, akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan jumlah polong yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, pada suhu udara yang lebih tinggi dari 25 °C banyak polong yang hampa. Hal ini terjadi karena proses pernapasan (respirasi) lebih besar daripada proses fotosintesis pada suhu tinggi.

C. Cahaya
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Umumnya tanaman buncis membutuhkan cahaya matahari yang besar atau sekitar 400 - 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis termasuk tanaman yang tidak membutuhkan naungan. D.Kelembaban Udara Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis sekitar 50 - 60 % (sedang). Kelembapan ini agak sulit diukur, tetapi dapat diperkirakan dari lebat dan rimbunnya tanaman. Kelembapan yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi terhadap tingginya serangan hama dan penyakit. Beberapa jenis aphis (kutu) dapat berkembang biak dengan cepat pada kelembapan 70 - 80 %.

1.LANKAH-LANGKAH
1. Persiapan Benih
Benih yang digunakan untuk penanaman buncis harus benih yang baik, yaitu berasal dari tanaman induk yang baik pula. Benih yang baik memenuhi persyaratan tertentu, antara lain mempunyai daya tumbuh minimal 80 %, bentuknya utuh, bernah, warna mengkilat, tidak bernoda cokelat terutama pada mata bijinya, bebas dari hama dan penyakit, seragam, tidak tercampur dengan varietas lain, dan bersih dari kotoran.

Benih yag baik mempunyai daya tumbuh yang tinggi, dapat disimpan lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan seragam, serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi tinggi. Agar benih dapat disimpan lama maka perlu disimpan pada suhu -18 - 0 C dengan kelembapan relatif 50 - 60%. Kandungan air benih juga sangat menentukan terhadap daya simpan benih. Kandungan air yang baik untuk benih sekitar 14 %. Bila persyaratan di atas sudah terpenuhi maka daya simpan benih dapat mencapai 3 tahun.

2. Pengolahan Lahan
Kegiatan pengolahan tanah dilakukan dengan cara membajak atau mencangkul tanah sedalam 20 - 30 cm. Untuk tanah-tanah berat pencangkulan dilakukan sebanyak dua kali dengan jangka waktu 2 - 3 minggu, sedangkan untuk tanah-tanah ringan pencangkulan cukup dilakukan satu kali saja. Untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan perlu dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 40 - 50 cm. Untuk areal yang tidak begitu luas, misalnya lahan pekarangan, tidak perlu dibuat bedengan tetapi cukup berupa guludan selebar 20 cm, panjang 5 m, tinggi 10 - 15 cm, dan jarak antar guludan 70 cm. Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan pemupukan dengan pemberian pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 - 20 kg/10 m2.

Pemberian pupuk kandang dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur, aerasinya baik, dan drainase optimal. Pupuk anorganik sebagai pupuk dasar dapat diberikan berupa Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 200 kg, 600 kg, dan 120 kg untuk tiap hektar atau masing-masing 2 gram, 6 gram, dan 1,2 gram untuk tiap tanaman. Cara menempatkan pupuk kandang maupun pupuk anorganik adalah dengan menaburkan di sepanjang larikan.

3. Penanaman
Buncis ditanam dengan pola pagar atau barisan karena penanamannya dilakukan pada bedengan atau guludan. Pada pola ini, jarak antar tanaman lebih sempit dibandingkan antar barisan. Dengan pola ini akan lebih memudahkan dalam proses pekerjaan selanjutnya, seperti pengairan, pemupukan, pembumbunan, dan panen. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar maupun tanah miring. Bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih sempit, yaitu 20 x 40 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari timbuhnya gulma yang tinggi.

Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar diperhatikan karena berhubungan dengan tersedianya air, hara, dan cahaya matahari. Setelah jarak tanam ditentukan, maka pekerjaan selanjutnya adalah membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar lubang tanam yang dibuat dapat lurus, sebelumnya dapat diberi tanda dengan ajir, bambu, atau tali. Tempat yang diberi tanda tersebut yang ditugal. Kedalaman tugal 4 - 6 cm untuk tanah-tanah yang remah dan gembur, dan kedalaman 2 - 4 cm untuk jenis tanah liat. Hal ini disebabkan karena kandungan air pada tanah liat lebih tinggi sehingga dikhawatirkan benih membusuk sebelum berkecambah.

4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, pengairan, pengguludan, pemasangan turus, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit.

a). Pemupukan
Pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman, karena hara yang disediakan tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan tanaman. Berkurangnya ketersediaan hara dalam tanah disebabkan adanya proses erosi, pencucian, evaporasi (penguapan), atau diserap oleh tanaman. Pupuk yang diberikan terdiri dari pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk organik berupa pupuk kandang atau kompos dicampur dengan tanah bedengan sebanyak 15 - 20 kg/10 m2. Pupuk anorganik yang diberikan berupa Urea, SP36, dan KCl masing-masing sebanyak 200 kg, 250 kg, dan 120 kg untuk tiap hektar.

b). Pengairan
Pengairan perlu dilakukan apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, terutama pada umur 1 - 15 hari setelah tanam. Bila penanaman dilakukan pada musim hujan, maka yang perlu diperhatikan adalah masalah pembuangan airnya. Kelebihan air dapat disalurkan melalui parit-parit yang telah dibuat diantara bedengan atau guludan.

c). Pengguludan
Peninggian guludan atau bedengan dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 20 dan 40 hari dan lebih baik dilakukan pada saat musim hujan. Tujuannya adalah untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya tanaman, dan memelihara struktur tanah.

d). Pemasangan turus atau lanjaran
Pemasangan turus atau lanjaran dilakukan untuk budidaya buncis tipe merambat. Turus atau lanjaran dibuat dari bambu dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 4 cm dan ditancapkan di dekat tanaman. Setiap dua batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian ujungnya, sehingga akan tampak lebih kokoh. Pelaksanaan pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada saat tanaman berumur 20 hari.

e). Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk memperbanyak ranting-ranting sehingga diperoleh buah yang lebih banyak. Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 5 minggu. Selain untuk memperbanyak ranting, pemangkasan juga ditujukan untuk mengurangi kelembapan sehingga dapat mengurangi perkembangan hama dan penyakit.

5). Cara mengendalikan serangan hama
1). Kumbang Daun
 Kumbang daun (Henosepilachna signatipennis) termasuk ke dalam famili Curculionadae. Bentuk tubuhnya oval, berwarna merah atau cokelat kekuning-kuningan, panjang antara 6 - 7 mm. Betina bertelur pada permukaan daun bagian bawah sebanyak 20 - 50 butir. Telur berwarna kuning, bentuknya oval, dan panjang 0,5 mm. Setelah 4 atau 5 hari larvanya akan keluar dan dapat memakan daun-daun buncis. Pupa berbentuk segi empat dan bergerombol pada daun, tangkai, atau batang. Setelah stadia larva adalah stadia dewasa (kumbang) yang sangat rakus memakan daun-daunan, dan hidupnya dapat mencapai lebih dari 3 bulan.

Tanaman inangnya bukan hanya jenis kacang-kacangan saja, tetapi juga mentimun, padi, jagung, kubis, dan tanaman lain dari famili Solanaceae. Gejala serangan hama ini berupa lubag-lubang pada daun yang kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polong yang dihasilkan kecil-kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membunuh telur, larva, maupun kumbangnya menggunakan tangan. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Lannate L dan Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5 - 3 cc / liter air.

2). Penggerek Polong
Gejala berupa kerusakan pada polong yang masih muda, bijinya banyak yang keropos. Penyebab kerusakan adalah ulat Etiella zinckenella yang termasuk ke dalam famili Pyralidae. Selain menyerang buncis, ulat ini juga merusak tanaman kedelai, kacang panjang, orok-orok, dan lain-lain. Ngengat berukuran kecil kurang lebih 12 mm, sayap mukanya panjang dan berbentuk segitiga, sedangkan sayap belakangnya lebar dan berbentuk bulat. Warna sayap putih seperti perak pada bagian tepinya. Telur-telurnya sering ditempatkan pada bagian bawah kelopak buah.

Warna ulat hijau pucat kemudian berubah menjadi kemerah-merahan. Bentuk tubuhnya silindris dengan ukuran panjang 15 mm dan kepalanya berwarna hitam. Waktu yang diperlukan dari telur sampai berbentuk ngengat kurang lebih 40 hari. Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman secara serentak, karena hama ini ada sepanjang tahun. Penyemprotan secara kimia dapat dilakukan menggunakan insektisida Atabron 50 EC dengan konsentrasi 12 - 15 cc/liter air.

3). Lalat Kacang
Gejala serangan berupa adanya lubang-lubang pada daun dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun. Gejala lebih lanjut berupa batang yang membengkok dan pecah, kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, dan akhirnya mati dalam umur yang masih muda. Serangan disebabkan oleh lalat Agromyza phaseoli yang termasuk ke dalam famili agromyzidae. Selain buncis, hama ini juga menyerang kacang panjang, kedelai, kecang hijau, dan kacang gude. Lalt betina mempunyai panjang tubuh sekitar 2,2 mm, sedangkan yang jantan hanya 1,9 mm. Satu ekor lalat betina dapat memproduksi telur sampai 95 butir. Telur dilatakkan pada keping-keping biji yang baru berkecambah, dekat dengan munculnya daun pertama.

Warna lalat hitam mengkilap, sedangkan antena dan tulang sayapnya berwarna cokelat muda. Pengendalian dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saat pengolahan lahan. Setelah biji-biji buncis ditanam sebaiknya lahan langsung diberi penutup dari jerami atau daun pisang, dan penanaman dilakukan secara serentak. Penyemprotan insektisida dapat dilakukan pada saat buncis baru mulai tumbuh dengan menggunakan insektisida Basminon 60 EC dan Azodrin 60 EC. Penyemprotan dilakukan sebanyak 2-3 kali sampai umur tanaman 20 hari, tergantung berat ringannya serangan.

4). Kutu daun
Gejala serangan akan lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat, maka pertumbuhannya menjadi kerdil dan batangnya memutar. Daun menjadi keriting dan kadang berwarna kuning. Penyebab serangan adalah Aphis gossypii yang termasuk ke dalam famili Aphididae. Sifatnya polifag dan kosmopolitan, yaitu dapat memakan segala macam tanaman dan tersebar di seluruh dunia. Tanaman inangnya bermacam-macam, antara lain kapas, semangka, kentang, cabai, terung, bunga sepatu, dan jeruk. Kutu berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat. Kutu betina menjadi dewasa setelah 4 - 20 hari, setelah itu dapat menghasilkan kutu muda sebanyak 20 - 140 ekor. Karena hama ini dapat menghasilkan embun madu, maka sering dikerumuni semut. Kutu merusak bagian tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman. Pengendalian dilakukan dengan memasukkan musuh alaminya, seperti lembing, lalat, dan jenis dari Coccinellidae. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Rampage100 EC dengan konsentrasi 1 - 2 ml/liter air.

6.Penyakit Pada Tanaman Buncis

1). Penyakit Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum lindemuthianum yang termasuk ke dalam famili Melanconiaceae. Bila cendawan ini telah masuk ke dalam biji maka dapat bertahan sampai biji tersebut berkecambah dan langsung aktif membentuk spora hingga akhirnya menginfeksi tanaman buncis dan tanaman lainnya. Penularannya dapat melalui percikan air hujan maupun serangga. Suhu lingkungan yang sangat mendukung pertumbuhan cendawan adalah 22 - 34 C. Bila suhu terlalu rendah maka cendawan akan dorman (memasuki fase istirahat) dan tahan di dalam tanah sampai beberapa tahun.

Gejala penyakit antraknosa berupa bercak-bercak kecil dengan bagian tepi berwarna cokelat dan batasnya kemerah-merahan, kemudian dapat melebar dengan garis tengah 1 cm. Bentuknya tidak beraturan dan antara satu dengan lainnya saling bersinggungan. Bila udara terlalu lembap akan ditemukan massa spora yang berwarna kemerah-merahan. Setelah itu bercak akan seperti luka bernanah. Bila menyerang biji maka setelah berkecambah akan terdapat bercak pada keeping atau hipokotilnya. Tanaman tua yang terserang akan berbecak hitam atau cokelat tua di seluruh batangnya dengan panjang 7 - 10 cm.

Bila menyerang tangkai atau tulang daun maka daun akan kelihatan layu. Demikian pula bila menyerang bunga, akan rontok sehingga tidak terbentuk polong. Untuk menghindari penyakit ini maka perlu dipilih benih yang benar-benar bebas dari penyakit. Selain itu dapat pula dilakukan perendaman benih dalam fungisida Agrosid 50 SD sebelum ditanam.Penyemprotan dengan fungisida pun dapat dilakukan, yaitu menggunakan CabrioTop 60 WG dengan konsentrasi 1-2 g/liter air.

2). Penyakit Embun Tepung
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni yang termasuk ke dalam famili Erysiphaceae. Spora dapat berkecambah membentuk hifa baru pada suhu 19 - 25 C dan kelembapan 70 - 80%. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui bantuan angin atau percikan air hujan. Penyakit ini hanya menyerang pada waktu udara panas. Gejala penyakit ditandai dengan adanya warna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru) paba bagian daun, batang, bunga, dan buah.

Apabila serangan pada bunga relatif ringan maka polong masih bisa terbentuk. Namun apabila serangannya berat dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati. Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur, namun akan meninggalkan bekas luka berwarna cokelat suram sehingga menurunkan kualitas. Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang kemudian membakarnya. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida Acrobat 50 WP konsentrasi 0,5 - 1 g/liter air.

3). Penyakit Layu
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum yang termasuk ke dalam famili Pseudomonadaceae. Selain menyerang buncis, penyakit ini juga menyerang tembakau, tomat, cabe, terung, kacang tanah, pisang, dan wijen. Bakteri ini hidup dalam tanah dan dapat bertahan beberapa bulan sampai beberapa tahun. Keadaan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri adalah pada suhu 21 - 35 C dengan kandungan air tanah yang tinggi. Penyebaran penyakit dapat melalui aliran air, tanaman yang dipindahkan, atau peralatan yang digunakan sewaktu pengolahan tanah. Gejala serangan ditandai dengan layunya tanaman, menguning, dan kerdil. Bila batang tanaman yang terserang dipotong melintang maka akan terlihat warna cokelat dan bila dipijit akan keluar cairan berwarna putih.

Kadang-kadang warna cokelat ini bisa sampai ke daun dan akar yang sakit pun akan berwarna cokelat. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan air yang terbebas dari penyakit pada saat menyiram tanaman. Tanah persemaian sebaiknya disterilisasi dengan air panas 100 C atau dilakukan fumigasi dengan methyl bromide. Penyemprtotan fungisda dapat dilakukan dengan Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1 g/liter air.

4). Penyakit Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora canescens yang termasuk ke dalam famili Dematiaceae. Sporanya dapat tersebar memalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, dan manusia. Spora yang terdapat pada daun-daun tua yang gugur akan tetap hidup di dalam tanah, sehingga pada penanaman selanjutnya akan terdapat serangan yang sama. Spora yang terdapat dalam biji akan bertahan 2-3 tahun. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuning-kuningan. Lama kelamaan bercak akan melebar dan pada bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.

Akibat lebih lanjut, daun menjadi layu dan akhirnya gugur. Bila menyerang polong maka akan terlihat bercak berwarna kelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Pengendalian dapat dilakukan dengan merendam benih dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30 menit lalu dibilas dengan air dingin dan keringkan. Bila telah timbul gejala maka bagian yang terserang segera dipotong dan dibakar. Pengendalia secara kimia dilakukan dengan penyemprotan fungisida CabrioTop 60 WG,Polycom 80 WG

5). Penyakit Hawar Daun
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris yang termasuk ke dalam famili Pseudomonadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20 C dan suhu optimum 30 C. Hidupnya dapat bertahan beberapa tahun didalam biji, tanah, dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Proses masuknya bakteri melalui luka bekas gigitan serangga, saluran hidatoda pada tepi daun, stomata, dan akar tanaman. Gejala ditandai dengan adanya bercak kuning pada bagian tepi daun dan kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering, dan berwarna cokelat kekuning-kuningan.

Bila seranganya hebat, daun berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Gejala kemudian dapat meluas ke batang, dan lama kelamaan tanaman akan mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan merendam benih dalam Sublimat dengan dosis 1 g/liter air selama 30 menit. Selain iktu, kebersihan lahan harus diperhatikan dengan melakukan penyiangan secara berkala. Tanaman yang sakit segara dicabut dan dibakar.

7). Panen
Pemanenan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hari dan polong menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :


  • Warna polong masih agak muda dan suram.
  • Permukaan kulitnya agak kasar. 
  • Biji dalam polong belum menonjol. 
  • Polongnya belum berserat serta bila dipatahkan akan menimbulkan bunyi meletup. 

Pelaksanaan panennya dapat dilakukan secara bertahap setiap 2 atau 3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh polong yang seragam dalam tingkat kemasakannya. Pemetikan dihentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau kira-kira setelah dilakukan 7 kali panen.

Cara budidaya labu

Labu ini disebut juga waluh siem, labu jepan, atau labu jipang. Tanamannya tumbuh merambat ke para-para. Buahnya agak lebih besar dari kepalan tangan. Berbentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit bertonjolan tidak teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda langsung beserta kulitnya untuk dijadikan lalap.

Manfaat
Untuk sayuran dan lalapan.
Syarat Tumbuh
Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.
1TAHAPAN BUDIDAYA
   a)Pemilihan benih
           Benih: Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar. Kemudian diperam di tempat yang lembap hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha,
   b)Penanaman benih
            Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman. Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.

   c)Pemeliharaan
             Pemeliharaan  sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat parapara . Para-para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Masing-masing bambu yang dijadikan tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm. Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.
    d)Penangganan hama dan penyakit
            1)Ulat
                     Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang hari ulat bersembunyi dalam tanah.  
            Untuk pencegahannya: gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l,
           2)Kepik Leptoglossus australis
                        Biasanya hama ini menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Bila menyerang daun, bagian tengah tanaman atau seluruhnya menjadi kering. 
            Cara mengatasinya: Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik.
            3)Lalat buah
                        hama ini juga yang sering menyerang, semangka adalah musuh tanaman labu juga. Bila telumya sudah masuk ke dalam buah maka buah sulit untuk dikonsumsi lagi. Pada belahan buah sering ditemui ulat-ulat kecil dari telur yang sudah menetas. Akibat lainnya, bila menyerang batang, bagian batang membengkak seperti bisul.
            Cara mengatasinya: kebersihan lahan harus dijaga. Selain itu, buah diberongsong dengan kertas, daun pisang, atau plastik.
            4) penyakit layu.
                         Penyakit ini penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Bibit yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering.
             Cara menaganinya:Bila tanaman yang terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.
Panen dan Pasca Panen
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.
Nah semoga artikel ini dapat membantu!

Cara budidaya terong

        budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis
        Sebelum anada menanamnya alangkah baiknya anda mengenali iklim yan tepat agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik nantinya
SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 – 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
Cara Budidaya Terong
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
- Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
- Siram persemaian pagi dan sore hari
- Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PENGOLAHAN LAHAN
- Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
- Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
- Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
- Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit
- Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah. Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
Alternatif 1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk menyiram bedengan
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan
- Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang tanam
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam
- Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama seminggu sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60×70 cm / 70×70 cm
PENANAMAN
- Waktu tanam yang baik musim kering
- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMUPUKAN
Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :
Jenis Pupuk
Pemupukan Susulan (kg/ha)
Umur 15 hari
Umur 25 hari
Umur 35 hari
Umur 45 hari
Urea
75
75
75
75
SP-36
50
-
-
-
KCl
-
75
100
75
Pemupukan diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
H A M A
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki
PEMANENAN
- Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.




Cara budidaya oyong



Oyong (Luffa acutangula) atau ridged gourd, disebut juga gambas. Tanaman ini termasuk dalam famili Cucubitaceae, berasal dari India, namun telah beradabtasi baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yang dapat dimakan dari gambas adalah buah muda, daunnya digunakan untuk lalap atau dapat juga digunakan untuk obat demam.
Tanaman oyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dapat ditanam disawah dan tegalan. Tanaman ini merupakan tanaman memanjat/ merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim yang kering, dengan ketersedian air yang cukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh ideal bagi tanaman oyong adalah di daerah yang bersuhu 18-240C, kelembaban 50-60%. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman oyong membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5-6,8. Tanah yang paling ideal adalah jenis tanah liat berpasir, seperti tanah latosol dan aluvial.
                                                                   Langkah langkah
       1)Pembuatan Benih Oyong
Untuk membuat benih sendiri dapat dilakukan dengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai ditandai dengan buah telah berwarna coklat, kering, bijinya berwarna hitam. Buah dipotong melintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dikeringkan hingga kadar air mencapai 8%. Bijinya disimpan di stoples dan ditutup rapat yang telah diisi desikan berupa arang
atau abu sekam.
       2)Persemaian Oyong
Oyong diperbanyak dengan biji, dapat ditanam langsung kelapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuk tempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benih terbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantong plastik hitam yang berdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Bibit dapat dipindahkan kelapangan setelah berumur 15-21 hari atau setelah berdaun 3-5 helai.
        3)Pengolahan Tanah Untuk Oyong
Sistem lubang tanam. Tanah dicangkul sampai gembur. Buat lubang tanam dengan ukuran 20 x 60 cm atau 20 x 10 cm. masukan pupuk organik 0,5-1 kg/lubang tanam. Sistim bedengan. Tanah dicangkul hingga gembur, kemudian buat bedengan dengan ukuran lebar 260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi 30 cm, dan jarak antara bedengan 60 cm. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20 x 60 cm atau 20 x 10 cm kemudian masukkan pupuk organik 0,5-1 kg/lubang tanam.
        4)Penanaman dan Pemupukan Oyong
Benih ditanam langsung atau melalui persemain terlebih dahulu. Bila ditanam secara langsung masukkan biji oyong 2-3 butir tiap lubang tanam, kemudian ditutup dengan tanah setebal 1,5 cm. Selama satu musim pupuk yang digunakan adalah NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg/ha. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam dengan dosis masing-masing seperlima takaran. Pada musim kemaru pemupukan dianjurkan secara kocor.
         5)Pemeliharaan Tanaman Oyong
Pemasangan rambatan atau para-para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para-para bisa berbentuk A, setengah lengkung, lengkungan atau persegi panjang. Bila diperlukan lakukan pemangkasan pada tanaman oyong yang daunnya terlalu rimbun. Penyiraman dilakukan disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penyiangan disesuaikan dengan keadaan gulma, dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau cangkul.
         6)Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Oyong
OPT penting yang meyerang tanaman oyong antara lain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embun tepung antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harus menggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relative aman sesuai rekomendasi dan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi serta cara aplikasinya.
Sayuran Oyong atau Gambas
     5)Panen dan Pasca Panen Oyong
Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang-ulang. Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40-70 hari setelah 33 Budidaya Tanaman Sayuran tanam. Ciri-ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuran maksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan. Produksi buah oyong setiap tanaman mencapai 15-20 buah atau 8-12 ton per hektar. Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik diperlukan untuk memperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh. Pada suhu 12-16oC, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu.



Selamat mencoba ya semoga berhasil!!

Cara budidaya merica



        sebelum anada menanam tanaman ini alangkah baiknya anda membaca syarat tumbuh tumbuhan yang satu ini.

SYARAT PERTUMBUHAN

Iklim

- Curah hujan 2.000-3.000 mm/th

- Cukup sinar matahari (10 jam sehari)

- Suhu udara 20°C-34°C

- Kelembaban udara 50-100%

- Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang



Media Tanam

- Subur dan kaya bahan organik

- Tidak tergenang atau terlalu kering

- pH tanah 5,5-7,0

- Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol

- Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m

- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300

- Ketinggian tempat 300-1.100 mdpl



CARA BUDIDAYA LADA ATAU MERICA

Pembibitan

- Terjamin kemurnian jenis bibitnya

- Berasal dari pohon induk yang sehat

- Bebas dari hama dan penyakit

- Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)



Pengolahan Media Tanam

a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm

b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu

Dosis kapur pertanian :
  • Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha
  • Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha
  • Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha
  • Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha

c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah



Teknik Penanaman

  • Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m), tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain (tumpang sari)
  • Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm
  • Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam
  • Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore
  • Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas
  • Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman
  • Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas

Pemeliharaan Tanaman

Pengikatan Sulur Panjat

Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.



Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.



Perempalan

Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:

Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.

Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif

Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.



Pemupukan Susulan

Lakukan pemupukan sesua dengan aturan pupuk yang akan digunakan, biasakan dengan menggunakan pupuk organik



Pengairan dan Penyiraman

Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.



Pemberian Mulsa

Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.



Penggunaan Tajar (Ajir)

Sebaiknya gunakan tajar (Ajir) mati dari bahan kayu. Pangkal tajar (Ajir) diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar (Ajir). Panjang tajar (Ajir) 2,5-3 m..



Hama dan Penyakit

Hama

a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)

Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik



b. Hama bunga

Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: pemotongan pada tandan bunga atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik



c. Hama buah

Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah atau lakukan penyemprotan dengan bahan organik



Penyakit

a. Penyakit busuk pangkal batang (BPB)

Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB



b. Penyakit kuning

Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang



Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan 



Panen

Ciri dan Umur Panen

Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).

Cara Panen

Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.

Periode Panen

Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan